Moh. Zainul Arif: Menemukan Kedamaian Pada Diri Sendiri Dan Cara Mendapatkannya

MAHARDHIKAnews.com KOTA TANGSEL, — Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menghadapi berbagai tantangan batin yang mengganggu kedamaian pikiran dan hati, seperti konflik internal, ketidakpuasan, kecemasan (anxiety), perasaan tidak aman, pemikiran berlebihan (overthinking), dan sebagainya.
Menyadari betapa pentingnya kedamaian dalam diri, Islam mengajarkan pentingnya berdamai dengan diri sendiri sebagai bagian dari perjalanan spiritual dan pribadi kita. Lalu, bagaimana kita bisa mencapai kedamaian dengan diri sendiri dalam ajaran Islam, dan apa dampak positifnya dalam hidup kita ?.
Berikut adalah beberapa cara bagi kita untuk mendapatkan ketenangan diri :
1). Memahami Konsep Kedamaian dalam Islam.
Dalam Islam, kedamaian tidak hanya mencakup kedamaian luar, tetapi juga kedamaian dalam diri. Sakinah atau kedamaian hati adalah salah satu tujuan utama dalam kehidupan seorang Muslim. Allah berfirman dalam Al-Qur’an:
الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَتَطْمَىِٕنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللّٰهِۗ اَلَا بِذِكْرِ اللّٰهِ تَطْمَىِٕنُّ الْقُلُوْبُۗ ٢٨
“Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’du: 28)
Ayat ini menegaskan bahwa ketenangan hati hanya dapat dicapai melalui ingatan kepada Allah dan ketaatan kepada-Nya.
Berdamai dengan diri sendiri berarti mengakui dan menerima diri kita apa adanya, serta berusaha untuk memperbaiki diri dengan petunjuk agama.
Kedamaian hati adalah hasil dari hubungan yang dekat dengan Allah, yang tercapai melalui dzikir, ibadah, dan pemahaman bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidup adalah bagian dari takdir Allah.
Penerimaan diri dalam Islam berarti memahami dan menerima segala kekurangan dan kelebihan kita, serta berusaha untuk memperbaiki diri berdasarkan petunjuk agama. Ini bukan berarti kita menerima segala sesuatu tanpa perubahan, tetapi lebih pada cara kita melihat diri dengan penuh rasa syukur dan rendah hati.
2. Menerima Kekurangan dan Memahami Kelebihan
Setiap individu memiliki kelebihan dan kekurangan, dan Islam mengajarkan kita untuk menerima kenyataan ini dengan rasa syukur dan kesadaran. Rasulullah SAW bersabda:
إنَّ الله لا ينظر إلى صوركم، ولا إلى أموالكم، ولكن ينظر إلى قلوبكم وأعمالكم
“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati kalian dan amal kalian.” (HR. Muslim).
Mengapa penerimaan terhadap kekurangan diri itu penting? Karena dengan menyadari bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan, kita dapat terhindar dari perasaan rendah diri atau kesombongan.
Hal ini mendorong kita untuk lebih fokus pada upaya perbaikan diri dan berusaha lebih baik dalam menjalani kehidupan sesuai dengan petunjuk Allah. Penerimaan diri bukan berarti berhenti berusaha, melainkan menyadari bahwa kesempurnaan mutlak hanya milik Allah.
Dalam hal ini, penerimaan diri berarti mengakui kelebihan dan kekurangan kita, serta bersyukur atas apa yang kita miliki dan berusaha memaksimalkan potensi kita. Dengan cara ini, kita dapat menjalani hidup dengan lebih harmonis dan menghindari perasaan tidak puas yang berkepanjangan.
3. Berdoa dan Memohon Ampun
Doa merupakan sarana yang sangat penting dalam Islam untuk mencari kedamaian. Dengan berdoa, kita dapat mengekspresikan keinginan kita untuk memperbaiki diri dan meminta petunjuk serta ampunan dari Allah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan:
الدعاء مخ العبادة
“Doa adalah inti dari ibadah.” (HR. Tirmidzi)
Saat kita merasa cemas atau tidak puas dengan diri sendiri, berdoa dan memohon ampun kepada Allah dapat membantu kita merasa lebih dekat dengan-Nya dan memperoleh ketenangan hati.
Doa bukan sekadar permohonan, melainkan juga bentuk komunikasi langsung dengan Allah yang memperkuat hubungan spiritual kita. Doa memberi rasa kedekatan dengan Sang Pencipta, menguatkan iman, dan memotivasi kita untuk terus berusaha memperbaiki diri.
Dalam konteks berdamai dengan diri sendiri, doa juga memungkinkan kita untuk melakukan refleksi diri dan mengenali bagian-bagian yang perlu diperbaiki. Dengan memohon ampunan dan petunjuk Allah, kita menunjukkan kerendahan hati dan komitmen untuk menjadi lebih baik.
4. Mengembangkan Kesabaran dan Ketahanan
Kesabaran adalah sebuah nilai yang sangat dihargai dalam Islam. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
” Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan..” (QS. Az-Zumar: 10)
Mengembangkan kesabaran membantu kita menghadapi berbagai tantangan hidup dan menerima diri kita dengan segala kekurangan.
Kesabaran mengajarkan kita untuk tidak terburu-buru dalam menilai diri sendiri dan situasi, melainkan untuk tetap teguh dan terus berusaha dalam menghadapi ujian.
Saat kita mampu bersabar dan tetap kuat, kita juga belajar untuk lebih berdamai dengan keadaan dan diri kita sendiri.
Kesabaran dalam Islam juga berkaitan dengan ketahanan mental dan emosional. Ini bukan sekadar menunggu secara pasif, tetapi juga tentang terus berusaha dan berdoa dalam proses tersebut.
Melalui kesabaran, kita belajar untuk menghadapi kesulitan dengan kepala tegak dan hati yang tenang, serta menerima bahwa proses perbaikan diri mungkin memerlukan waktu.
5. Perbaikan Pada Diri Top of Form Bottom of Form
Proses berdamai dengan diri sendiri juga melibatkan refleksi diri dan perbaikan. Islam mengajarkan pentingnya bertobat (taubat) dan memperbaiki kesalahan. Rasulullah SAW bersabda:
كل ابن آدم خطاء، وخير الخطائين التوابون
“Setiap anak Adam pasti bersalah, dan sebaik-baik orang yang bersalah adalah mereka yang bertobat.” (HR. Tirmidzi)
Dengan mengakui kesalahan dan berusaha untuk memperbaikinya, kita dapat menghilangkan perasaan bersalah dan ketidakpuasan.
Ini merupakan bagian dari proses berdamai dengan diri sendiri, karena kita tidak hanya menerima kekurangan kita, tetapi juga berusaha untuk memperbaiki dan menjadi lebih baik.
Taubat adalah proses yang melibatkan penyesalan, permohonan ampun, dan tekad untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Melalui taubat, kita memperbaharui niat dan memperkuat komitmen untuk berbuat baik.
Memperbaiki diri berarti mengambil langkah-langkah nyata untuk mengatasi kekurangan dan meningkatkan kualitas hidup kita. Hal ini bisa mencakup perubahan perilaku, peningkatan ibadah, atau usaha lainnya untuk menjadi pribadi yang lebih baik sesuai dengan ajaran Islam.
Berdamai dengan diri sendiri merupakan perjalanan spiritual yang penting bagi setiap Muslim. Melalui penerimaan, doa, kesabaran, dan perbaikan diri, kita bisa mencapai kedamaian hati dan menjalani hidup dengan lebih tenang dan penuh rasa syukur.
Dalam Islam, kedamaian internal tidak hanya berasal dari hubungan kita dengan Allah, tetapi juga dari cara kita menerima diri kita, baik dengan kelebihan maupun kekurangan.
Dengan mengikuti ajaran Islam, kita dapat menemukan cara untuk mengatasi perasaan negatif, memperbaiki diri, dan merasakan kedamaian sejati, menghilangkan perasaan buruk yang ada.
Hal ini akan membawa kita pada keteguhan hati, rasa percaya diri, optimisme, syukur, dan menyebarkan aura positif. Semoga kita semua diberikan kemampuan untuk berdamai dengan diri sendiri dan menjalani hidup dengan penuh makna serta ketenangan batin. (*)
Penulis adalah Kolomnis, Aktifis Dakwah, dan Sekretaris Lembaga Bahtsul Masa’il PCNU Kota Tangerang Selatan